Selasa, 18 Februari 2014

Implementasi Marketing Strategy Dalam Bisnis

"Sell what people want to buy"
Pepatah itu merupakan salah satu pedoman ampuh dalam dunia marketing. Bagaimana mungkin produk atau jasa anda akan laris manis di pasaran apabila orang-orang tidak berminat membelinya. Terkadang perusahaan melupakan esensi penting dari marketing yaitu bagaimana sebuah strategi dapat direalisasikan menjadi marketing plan. Akhir dari sebuah marketing memang adalah sebuah closing atau penjualan dan sales. Namun proses merumuskan sebuah strategi yang jitu dan sesuai dengan tujuan perusahaan merupakan nafas dan ciri khas tersendiri dalam marketing. Mendesain agar produk atau jasa anda dapat menyentuh komunitas target dan membuat mereka membeli apa yang sudah anda tawarkan, proses tersebut secara singkatnya disebut strategi marketing.

Definisi standar mengenai marketing strategy dapat anda pelajari disini 
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/09/strategi-pemasaran-marketing-strategy.html

Sedangkan prinsip-prinsip marketing strategy secara sederhana oleh Greg Satel dapat anda lihat disini
http://www.forbes.com/sites/gregsatell/2013/04/16/4-principles-of-marketing-strategy-in-the-digital-age/

Lalu, bagaimana memulai untuk membuat sebuah marketing strategy yang jitu, ampuh dan sesuai dengan bisnis yang anda jalankan saat ini? Berikut tips bisnis yang dapat menjadi salah satu inspirasi anda.

1. Product and Services Knowledge

"Kuman di seberang lautan nampak namun gajah di pelupuk mata tak nampak". Kalimat tersebut layaknya harus diperhatikan oleh pemilik bisnis. Membuat produk dan jasa serta mengetahui kelemahan, kelebihan dan analisis mendalam terhadapnya dapat dilakukan dalam sebuah analisis SWOT. SWOT terdiri dari Strength, Weakness, Opportunity dan Threat. Kekuatan dan kelebihan internal sebuah usaha disusun dalam sebuah Strength, Weakness berisi kelemahan internal produk dan jasa serta usaha tersebut. Peluang eksternal yang dapat dijadikan keuntungan perusahaan dimasukkan dalam Opportunity, sedangkan ancaman dari pesaing usaha dan kelemahan eksternal sebuah usaha disusun dalam sebuah Threat. SWOT analysis kemudian dipetakan menjadi sebuah diagram empat ruang seperti berikut.
Sumber : www.gliffy.com

Saat kita telah mengetahui kelemahan dan kelebihan kita, maka tahap selanjutnya adalah mencari kecocokan antara S-W, O-T dan seterusnya. Strategi untuk mengatasi permasalahan yang ada kemudian dirumuskan dalam sebuah marketing strategy. Jangan lupa untuk menetapkan STP yaitu Segmenting atau segmen pasar, Targeting atau target konsumen dan pasar serta Positioning atau image yang ingin dan akan dibentuk dalam benak konsumen dan pasar.
Lebih lanjut mengenai teori STP dapat anda lihat disini.
http://duniapemasaranglobal.blogspot.com/p/teori-teori-pemasaran.html

2. Market Research

Setelah anda mengetahui tentang produk anda, yang perlu anda ketahui selanjutnya yaitu pasar. Membuat sebuah analisa dan penelitian mengenai pasar yang menjadi konsumen anda beserta kesukaan, tipe produk yang dicari, harga, warna, jenis dan lain sebagainya, merupakan senjata dan modal ampuh bagi anda untuk merumuskan akan melemparkan produk seperti apa yang diharapkan oleh konsumen. Sebuah market research dapat berupa quesioner dan pengumpulan data statistik baik berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu berupa ukuran seperti warna, rasa, bentuk dan lain sebagainya yang merupakan parameter citarasa, hobi atau kesukaaan. Data kuantitatif lebih kepada parameter yang dapat dihitung, misalnya berapa prosentase wanita yang lebih menyukai update status di BBM daripada Facebook atau Twitter. Atau berapakah jumlah pelajar yang memiliki lebih dari satu akun Facebook, Twitter atau Instagram dari total 200 responden. Kesalahan utama dalam market research yaitu menetapkan responden dan alokasi dana untuk riset tersebut. Responden dipilih berdasarkan tujuan dan segmen pasar yang akan dituju, dan itu tidak memerlukan biaya dan alokasi dana yang tinggi. Saat ini, banyak sekali cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh survey melalui lembaga survey yang murah dan eifisien. Hanya saja kita perlu jeli dan teliti dalam memilih lembaga survey tersebut. Atau apabila ingin menghemat anggaran, dapat mempergunakan jasa surveyor freelance.

3. Marketing Strategy dan Marketing Plan

Setelah kita memperoleh data dari market research, langkah selanjutnya yaitu menentukan strategi penetrasi pasar yang akan kita tempuh. Strategi lebih berupa beberapa langkah dan tujuan global yang sederhana, yang kemudian akan dijabarkan dalam rincian detil kegiatan marketing dalam sebuah Marketing Plan. Dalam marketing plan, dituliskan rincian mengenai kegiatan yang akan dilakukan setiap bulannya, penanggung jawab atau Person In Charge (PIC), fokus, tujuan, alokasi dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut beserta output yang ingin diperoleh. Jangan lupa masukkan timeline waktu kegiatan beserta due date atau tanggal deadline penyelesaian kegiatan.

Contoh plan dan tanggal. Sumber : dokumen pribadi penulis.

Saat sebuah marketing plan telah dirilis, maka dokumen tersebut menjadi tugas dari seluruh bagian dari departemen marketing untuk menjalankan dan mensukseskannya. Fungsi dari seorang marketing supervisor atau manajer adalah mengawasi proses perkembangan sebuah plan menjadi realisasi dan prosentase pelaksanaannya baik itu harian, mingguan atau bulanan. Manajemen pengawasan yang rapi dan terus menerus akan membuahkan hasil dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.

Seorang pelaku bisnis atau wirausaha dituntut untuk teliti dan jeli dalam mengemas produknya sebelum dilempar ke pasar, karena pengemasan produk tersebut sangat menentukan citra dan image yang akan diperoleh produk tersebut. Marketing seolah berpacu dengan waktu, karena kompetitor juga dapat membuat produk atau melepas strategi ke pasar bahkan saat kita sedang memikirkan strategi tersebut. Inovasi dan pengetahuan akan keinginan dan trend dalam pasar adalah kemampuan tersendiri dalam seorang pucuk pimpinan perusahaan atau manajer marketing. Tugas seorang pemimpin atau manajemen yaitu menciptakan strategi dan rencana yang tepat sasaran agar memperoleh output sesuai target perusahaan. Karena nafas dalam sebuah usaha yaitu perputaran uang dan pendapatan sehingga mampu menselaraskan dengan departemen produksi atau bagian lain dari perusahaan.


Sabtu, 15 Februari 2014

Mount Kelud Erupted in Indonesia, How Does It Effected The Economy?

Yogyakarta, Indonesia-14 February 2014
 
It was 5 am in the morning and the sun hasn't come out of their homeland. My cell phone rang and I promised if this isn't an urgent call then I will swear at that person whom called me. It turned out that my sister called me, she looks terrified and yelled at me, "Look outside your window..!". I was jumping from my bed and disclose the curtain and I found out that the ash rain went down, it's quite understanding since I was following news at 3 am and I knew that Mount Kelud at Kediri, East Java has erupted in 13 February 2014 at 22.50 pm. At that moment, the weather forecast said that the wind blows to the west. I was living in Yogyakarta, around 250 kilometers away in west of Mount Kelud. So I wasn't surprised when the ash fell down in Yogyakarta too. I just didn't realize that the impact would be so far away from Kelud.

I wasn't able to see the sunshine at 8 am, it's like a dark cloudy night out there. It appeared around 9 am. The ash rain stopped at 10 am and it caused a layer of ash on the ground around 5 centimeters.
A morning in Yogyakarta. Photo by Lena Lailasari
 
 House and its surroundings. Photo by Furry Oksaridha
 
Since it was Friday, there was a Friday prayer for Moslem men and followed by a cleaning action in my village street. I also cleaned my own house, I had a two floor house and the second floor were 50% roofless to have a sensation of midnight dinner accompanied by the stars or just even to drying clothes or let my husband pigeon stroll. So it was quite a hard thing to collect the volcanic ash then douse with water, it's a sticky road outside and dusty over and over again. I have to mop the floor around 5 times in a day.
At 1 pm, I found out that I have no vegetables or egg to cook that day. I decided to go out and find a market that was open, wearing full protection which was masked, swim eye glasses, hoodie jacket and shoes. On my way to hunted something to eat, I found that nothing there. It's like a dead city at that moment. I counted only Indomaret and Alfamaret-a company of retail franchise, also Giant supermarket which was opening their shop. And I'm so glad that there wasn't a blooming queue at the cashier, it turned out that many people prefer to stay inside their house and not panic or even buy and hoard food supplies.
I went home and cook for an hour, and started to switch on the tv. It looks pretty bad in Kediri and Blitar, the two nearest places from mount Kelud, where the refugees around 10.000 people and increasing more and more.Some people figured it was a Cloudy Valentine indeed.

When mount Kelud erupted, a lightning came several times. Photo taken by Alif Ahmada, 30 kilometers away from the mount crater.

Listed were several airports which were closed until Sunday morning for a recovery : Adisucipto airport Yogyakarta, Djuanda airport Surabaya, Adi Soemarmo airport Solo, Ahmad Yani airport Semarang, Lanud Iswahyudi and Abdul Rahman Saleh Malang.

So, what will it cause for the economy, especially for the most caused area which was East Java, Central Java and Yogyakarta? 
  1. Education. The Education Office in Yogyakarta released an announcement that school will be off 2 days. Several Education Office at Solo and Kediri were also confirmed that it was unhealthy for kids to remain entering classes while the volcanic dust were in a high concentration and all over the place. The next thing to do when they get back to school was cleaning their classroom and environment. It took around 2 days to do a complete cleaning, with all parts of the school joined in. 
    Indonesian National Army together with society clean the roads in Solo. Photo from Facebook Page-Komunitas Kota Solo
  2. Local Market. The vegetable prices increased since there was a huge area of plantation covered by dust. I remembered when Merapi erupted in 2010, the vegetable prices were also increased. Meanwhile, there were less market, supermarket or store opened. It's because the're focus on cleaning their places and environment before they're continuing their work.
  3. Economy. Because there were several days off, it means that there were several fields having a more profit and the others were less profit. The more profit fields were : food supplies, drugs and health care, cleaning equipment, hospital, groceries, workshop and car wash. The less profit fields were : accessories, electronics, fashion, furniture. Although the amount of less profit wasn't significant, it was trusted that people were allocated their money to buy several things more important rather than spending it on fashion.
  4. Tourism. The side effect of a bombing episodes of news on tv and media around mount eruption was that a spread news of how much does those places wasn't safe enough to be visited by tourist. Only journalist, challenger, doctor or volunteers which were willing to came by in the most damaged area. And people sometimes thought it was still a while until it's safe, in fact, it's a shorter time than they've ever thought. 
  5. Banks and Debt. While people's having days off at their job, revenue would be less than their ideal months before. The possibility of bad credit has been thinking carefully by several banks. They will give an extra time of paying their loans if they really couldn't make it on time because of the natural disaster happened. 
  6. Transportation.  Since the airport was closed, the next transportation to and from those places were by train and car. PT KAI or Indonesian railway which was the one and only railway company in Indonesia, announced that the tickets to and from the disaster area was sold out.
I'm the eye witness on how to live in Indonesia, side by side with natural disaster and still living in harmony. With a massive natural resources here and the danger of a natural disaster, it's wise to know every kind of disaster, learn about it, deal with it and act in wise mind. I believe that soon the economy will run again with their ideal role. 

Kamis, 06 Februari 2014

Smells Bad : How To Manage A Low Performance Employee In Your Company

Recently, I met a friend at Palu, Central Sulawesi, right before my flight back to my hometown in Yogyakarta, Indonesia. It's quite a long time since we haven't met, around 5 years, and the last time we've seen each other was when we're in college. She's handling an accessories and art shop at a central shopping mall in Palu, where she had to manage several staff to maximize the sales. The conversation takes a very short time because we have to buy several gifts and need to chase a flight right on time. So we're walking while a discussion came out with an inspiring comment each other.

It's an imperfect world where we're having a fact that our staff not always our best chosen candidates for the right job. Somehow, we're heading with a reality where they're the best choice among all of the worst one. Yet it still has a doubt whether he or she could obligate their duties and perform a good performance at work. The show must go on and the time ticking by, so we need to fulfill the human resources to run the business right away.

We're moving into the next chapter of the conversation where she had a difficulty in some people which was not her best choice. It's quite a difficult thing to explain over and over again about his or her job description while they're still making the same mistake. Not include their stubborn and lazy attitude. It sounds like an impossible thing to do in your business role but indeed, sometimes manager or CEO trapped in an awkward situation where they have no other choice beside hire those people.

The same thing happened when I have a business project in 2011, our team consists of several people having different background but doing the same goal and direction. We have a solid people from machinery, production, plantation, research and development, marketing also finance. One thing came out when the negotiator has no skills required for the project moving, but he insists to keep on going with the team due to his contribution in finding all of us. He was connected between the investor and the supplier, that's what he could bring to us. For daily strategy and activity plan or even a final decision, he wasn't able to bring the main course right to the table. Not long from that imposed situation, the team we're falling apart and the project doesn't run well.

So what would we do when we're heading the same situation in our business, company or project? Does he or she need to be terminated from the team? But how can we run the business when we need human resources to handle the job, whether he or she was the best choice among the worst one?
Here are several of my tips when we're having that bad smell.
1.    Examine Their Productivity and Performance
One way we have to remember that even a wart has a function in the footer. Because of wart, we feel pain and itchy, and then we’re scratching it and made another part of our foot radius. Those other reddish part could feel that something needs to be fixed and adjust their colors to red due to their function run well together.
It’s the same way with a stubborn, lazy or other negative perform by the staff. They do have something that could bring the company to step into the next level, sometimes their skills cannot be compared to other staff. And sometimes the other employee won’t deal with it, they’re making a circle around that employee and keep them away from that circle. Make a list of their positive and negative perform, also their productivity at work. From that list, it could be ddetermined​where he or she worthy enough to be sustained.
2.    Tell Them What They Are
After that examination and judgment released, try to tell them what they are in a good way. A productivity report from the HR manager would be the perfect reason you could give to them. Remind them that the company needs standard qualification for staff and team, so they could understand the difference between the a good perform staff and the bad one.
If they understand about the situation and they need the job to maintain life, it could change their ways
3.    Place Them In A Difficult Team or Tasks
Sometimes they need more challenge to bring their perform upfront while the others think it’s enough for them just only to fulfill their job and task from the boss. By putting them into challenging team or difficult task, there’s a passion and willing to win the competition. 
4.    Send Them In The Distance
Relocated a staff to in branch offices located in another town would be a cheap way to  make them understand what the company want from their staff. It also gives some time to think about what they’ve done, and change their way of mind to follow the company’s direction.
5.    Made Them Into The Bandits Team Leader
This tip requires a deep examination before taking into an action. Having several people in less performance would be a matter when they’re still acting like nothing’s wrong with them and the company also treated them like everything is alright. Other employee which was having a good productivity and performance would be jealous because they knew it’s not a proper job qualification they’ve made, but the company does nothing at all for them. Groups of ‘bandits’ could decrease a good performance staff somehow. The alternative solution would be placing them into one group, get the strongest candidates to become their chief, and uses a series of duty to be accomplished. Give them a reward or a bonus to boost their spirits.

Conflict management wasn’t a good idea in business role and sometimes people avoid it, but somehow it helps us to manage and lead various kinds of human resources, maximizing their skills and ability to reach the corporate’s objective.

Rabu, 05 Februari 2014

Problematika Bisnis Ekspor Indonesia



Tertarik untuk berjualan dengan mata uang Dollar, Euro atau Poundsterling? Pengusaha ekspor pasti sukses dan mendulang omzet berlipat ganda? Cerita indah dibalik ekspor adalah satu dari sekian banyak daya tarik seseorang untuk memutuskan menjadi seorang eksportir. Terlebih lagi, Indonesia dikaruniai dengan sumber daya alam yang begitu kaya dan melimpah hingga Portugis, Belanda dan Jepang begitu bernafsu untuk menjajah negara ini di masa lalu. Namun apakah benar bahwa bisnis ekspor, terlepas dari apapun jenis komoditi yang diekspor, pasti mendatangkan kesuksesan bagi pelaku usahanya?
Beberapa waktu yang lalu, saya menghadiri Forum Ekspor Indonesia 2013 yang diadakan di Jakarta, 27 Agustus 2013 yang dibuka oleh Menteri Perdagangan saat itu, Gita Wirjawan. Sungguh suatu pengalaman yang menarik untuk bertemu sedemikian banyak pengusaha, dari berbagai jenis usaha dan komoditi, berkumpul dan membagikan informasi seputar perkembangan dan permasalahan yang mereka hadapi. Fakta menarik terkumpul dari pebisnis-pebisnis terkemuka disana, yang kebetulan notabene berbeda aliran dengan bisnis yang saya jalani. Selain fakta bahwa peserta acara tersebut sebagian besar berusia lanjut, beberapa diantaranya yaitu mengenai sepak terjang ekspor Indonesia beserta komoditinya di pasar dunia. Terlepas dari berbagai macam permasalahan di negeri ini, serta terlepas dari sifat konsumeris masyarakat Indonesia, kiprah produk ekspor unggulan kita ternyata mulai meresahkan berbagai negara di dunia. Ada yang menanggapi positif, ada pula yang melancarkan berbagai strategi demi mengurangi kiprah kesuksesan berbagai produk asli negara ini di pasar dunia. Salah satunya dengan menggunakan LSM dan organisasi pecinta lingkungan untuk mendukung bahwa industry tersebut meluluhlantakkan hutan di suatu daerah, beberapa sasaran targetnya yaitu industry minyak kelapa sawit (palm oil industry) dan kertas (pulp and paper). Salah satu pengusaha senior yang bergerak di industry kertas menjelaskan bahwa tidak semua industry kertas melaksanakan penebangan hutan ilegal, sebagian yang lain menggerakkan system satu pohon ditebang maka satu bibit ditanam, termasuk usaha yang dikelolanya. Selain mendulang keuntungan, eksportir rupanya menghadapi berbagai problematika terutama pihak asing yang mengintervensi pergerakan produk ekspor dengan regulasi dari pemerintah atau melalui penetapan system Anti Dumping, besarnya nilai pajak masuk, dan berbagai hal lainnya.

Kontrak yang dirilis dalam sebuah ekspor juga menjanjikan keuntungan tersendiri. Kontrak dengan pihak asing berkaitan erat dengan kuantitas, kualitas, metode pembayaran serta waktu penyelesaian pekerjaan. Pembeli luar negeri sangat memperhatikan detil dalam perjanjian kontrak tersebut, sehingga untuk anda yang hendak terjun ke dunia ekspor maka harus belajar cermat dan waspada sebelum menerima sebuah kontrak kerja sama. Eksporter harus memikirkan dengan teliti mengenai kemampuan dan kapasitas produksi usaha anda sebelum mengiyakan sebuah kontrak, karena ketidaksesuaian kinerja anda pada kontrak menyebabkan kerugian financial cukup tinggi apabila dikenakan penalty serta denda. Selain itu, hal tersebut dapat mencemari kredibilitas serta nama baik usaha anda di dunia luar.

Ekspor tetap menjadi magnet tersendiri bagi pelaku bisnis. Seperti kata pepatah, saat usaha untung maka akan diam seribu bahasa, namun saat usaha merugi maka semua orang harus beramai-ramai memikirkannya. Lalu bagaimanakah cara bermain ekspor yang aman dan efektif? Berikut tips yang dapat saya bagikan.
1.       Know What You’re Going To Do
Pebisnis harus mengetahui, jalan mana yang akan ditempuh serta produk apa yang akan dijadikan komoditas utama dalam ekspor. Pemahaman akan produk yang diekspor dapat berupa berbagi informasi dengan pebisnis yang sudah terbiasa melaksanakan ekspor, pengetahuan akan regulasi ekspor produk tersebut baik itu dari Kementerian Perdagangan, Bea Cukai, serta pemahaman akan jumlah pebisnis yang mengekspor produk tersebut.
2.       Check Demand and Market
“Make what market wants” merupakan semboyan ampuh dalam marketing. Sebelum terjun dalam bisnis ekspor, sebaiknya anda mengetahui apa yang diinginkan pasar, kuantitas permintaan produk tersebut di pasaran serta tren yang terjadi. Memperoleh referensi dari sumber terpercaya dan diakui validitasnya merupakan salah satu hal yang dapat anda lakukan untuk memperoleh hal tersebut. Selain itu, sumber referensi harga produk tersebut di pasar internasional merupakan hal yang wajib anda lakukan. Penentuan harga ekspor yang terlalu mahal akan menyebabkan anda kalah bersaing dalam melaksanakan proses penawaran harga produk di negara asing. Satu hal yang perlu diingat, harga ekspor belum tentu lebih tinggi daripada harga produk tersebut di pasar local. Update harga menjadi poin penting dalam price determination.
3.       Supplier References
Setelah anda menentukan produk yang akan diekspor serta permintaan pasar, saatnya anda mengetahui sumber daya untuk pemenuhan produksi anda. Menjalin hubungan kedekatan dengan supplier menjadi salah satu senjata ampuh apabila terjadi perang harga dan kurangnya bahan baku untuk produksi. Salah satu cara paling tradisional dan ampuh dalam menjalin kedekatan personal yaitu melalui kunjungan, program Corporate Social Responsibility atau program charity. Waktu, tenaga serta dana yang anda habiskan untuk memantapkan rantai supply chain anda akan terbayar bilamana pesaing bisnis anda akan memasuki area anda.
Mencari database supplier sebanyak-banyaknya juga dapat menjadi alternative anda, karena apabila salah satu supplier mengalami kemacetan bahkan tidak berproduksi maka anda masih memiliki beberapa opsi lain.
4.       Shipment Handling
Ekspor tidak lepas dari pengiriman barang tersebut, baik melalui udara, darat maupun laut. Metode yang paling sering digunakan untuk tonase besar yaitu pengiriman melalui kapal laut. Selain dapat memuat produk dalam kuantitas yang tinggi, biaya pengiriman terhitung lebih ekonomis. Salah satu kelemahannya yaitu waktu pengiriman yang cukup lama. Cara pengiriman melalui udara menjadi solusi untuk anda yang membutuhkan waktu pengiriman relative cepat untuk high value product, dengan kelemahan yaitu biaya kirim yang relative tinggi. Informasi dari SDM dalam departemen ekspor impor sebuah perusahaan dapat dijadikan referensi untuk penentuan cara pengiriman, jenis cargo, serta biaya yang dibebankan. Selain itu, jangan lupa dimunculkan opsi asuransi dalam proses pengiriman tersebut, beserta siapakah pihak yang akan dibebankan untuk biaya asuransi apabila opsi tersebut dipilih oleh calon customer.
5.       Payment Method
Metode pembayaran yang umum digunakan dalam dunia ekspor impor yaitu menganut Incoterms 2010. Beberapa yang sering didengar yaitu LC (Letter of Credit) dan TT (Telegraphic Transfer). LC menggunakan jasa bank sebagai perantara untuk menaruh deposit dana serta pencarian dana, sedangkan TT menggunakan kepercayaan sebagai wujud konkret kerja sama ekspor impor. Pendalaman mengenai metode pembayaran beserta berkas administrasi yang dibutuhkan merupakan pengetahuan wajib bagi setiap eksportir, agar tidak terjebak dalam bahasa dan istilah yang dapat membuat sebuah sales contract merugikan supplier dan eskportir.
6.       Hang Out With The Same Uniform
Pedagang cabe haruslah bergaul dengan pedagang cabe, peternak sapi harus sering berbincang dengan peternak sapi. Fungsi komunitas dalam bisnis ekspor merupakan sebuah sarana untuk mengetahui perkembangan harga, informasi, regulasi ekspor berkaitan dengan komoditas tertentu, relasi dan jaringan kerja sama, serta mempermudah akses. Komunitas ekspor juga akan lebih didengarkan daripada anda berteriak sendirian dalam mengaspirasikan keinginan anda sebagai eksportir.
7.       Go Online
Pengemasan dalam sebuah strategi pemasaran online adalah hal yang wajib dilakukan oleh seorang eksportir. Merancang sebuah website yang menarik dan informatif sesuai target konsumen, memasang foto original, optimalisasi SEO atau Search Engine Optimizer, mengiklankan produk anda di berbagai marketplace, serta customer service handal merupakan persenjataan dalam online marketing.

Setiap usaha pasti memiliki problematika tersendiri, namun pahami pula bahwa besarnya resiko yang ditempuh maka akan menyebabkan besarnya pula profit yang akan diperoleh. Ekspor merupakan salah satu cara agar anda menyebarluaskan hasil karya anda kepada seluruh dunia. Jadi, apalagi yang anda tunggu?